• Twitter
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • Youtube

Mbah Nyai Saripah

Waliyulloh Wali Qutub Wali Agung


Sekilas

Waliyullah wali kutub, Wali Agung kekasih Alloh yang ada pada jaman android ini benar adanya, nyata keasliannya dan disaksikan langsung oleh keluarga, sahabat, dan santri yang sedang ngaji Rialat.

Dalam kesehariannya Ibu selalu istiqomah menjalankan rialat sholat dan puasa, hampir semua waktunya habis untuk beribadah ke Gusti ALLAH. Pernah tirakat dikamar selama 3 tahun, pernah 3 bulan puasa ngebleng (puasa full tidak makan tidak minum siang dan malam hari).

Profile

Deepak Bhagya

Personal info

Mbah Nyai Saripah

Keseharian Semasa hidup beliau beribadah bertani pengembala.

Wafat: 27 JULI 2019
Desa: Kedung Banteng
Kecamatan: Paguyangan
Kabupaten: Brebes - Jawa Tengah

NGAJI RASA

Ziaroh Maqom Waliyullooh Wali Qutub dan Ngaji rasa ngaji jiwa bersama Kang Zaenun (putra Almarhumah).


Struktur

  • 2010-Seterusnya

    Ketua @ Kang Zaenun

    Ketua Ngaji Rasa sekaligus pengisi pengajian rasa, pengajian jiwa, serta mengatur jalannya aktifitas peziaroh.

  • 2010-Seterusnya

    Adiministrasi @ Kang Asif

    Mengelola jalannya aktifitas peziaroh dan semua aktifitas yang berada pada area maqom dan Ngaji Rasa.

  • 2010-Seterusnya

    Media @ Santri

    Mengelola peran ngaji rasa di semua media elektronik facebook instagram youtube website.

Pendidikan

  • 1985 - 2000

    Lelakon @Ngaji tua

    Mondok dibeberapa pondok pesantren tua, mondok di maqom para wali, tinggal dialas Purwo cukup lama.

  • 1985 - 2000

    Santri @ Ngaji

    Mondok dibeberapa pondok pesantren tua, pernah mengajar dibeberapa sekolah.

  • 2022-Seterusnya

    Santri @ Ngaji Tua

    Santri ngaji rasa, peziaroh.

Artikel

Beberapa tulisan kami


Jumat, 08 Juli 2022

Wali kutub paling shahih ada pada jaman android - Mbah Nyai Saripah

 

WALI KUTUB PALING SHAHIH SAAT INI

 

Assalamualaikum Warhmatullohi Wabarokatuh

 

Waliyullah wali kutub, Wali Agung Mbah Nyai SARIPAH – KEDUNG BANTENG.

Waliyullah wali kutub, Wali Agung kekasih Alloh yang ada pada jaman android ini benar adanya, nyata keasliannya dan disaksikan langsung oleh keluarga, sahabat, dan santri yang sedang ngaji Rialat.

membuktikan betapa sucinya  beliau sehingga dari mulai beliau berangkat (wafat) tanggal 27 bulan juli tahun 2019. tidak pernah putus warga untuk Ziarah ke maqom Mbah Wali Kutub Wali Agung Nyai Saripah hingga sampai saat ini. Mulai dari daerah sekitar desa sampai luar pulau jawa juga habaib dari singapura, dan yang beragama Hindu sengaja datang untuk berziarah.  (Untuk selengkapnya ada divideo selanjutnya).

Mbah nyai Saripah

Bernama Mbah Nyai Saripah, beralamat di Desa Kedung Banteng Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Sebulan atau beberapa minggu sebelum wafat beliau silaturahmi keliling kampung untuk meminta maaf (ampuraan) ke warga sekitar, sempat besuk orang sakit dan ta’ziyah ke orang yang meninggal.

Sebelum berangkat (wafat) beliau memanggil semua anak dan cucunya untuk saling meminta maaf (ampuraan), dan kurang lebih 10 menit sebelum wafat, suami beliau datang dan beliau meminta do’a serta keikhlasan dan keridhoannya bahwa barangkali semasa hidup bersamanya mempunyai salah kecil maupun besar dan beliau minta maaf dan ikhlas ridhonya. Setelah bersama suaminya selesai, sang suami duduk dan kepala beliau disandarkan ke pangkuannya lalu berdo’a sampai semua anak cucunya meng amini.

Ucapan terakhir beliau sabda ke Kang Zaenun (putranya) yaitu “ZAENUN WALI KUTUB WALI AGUNG”, lalu beliau berangkat (wafat), dan begitu beliau wafat istri kang Zaenun mengecup jempol kaki beliau, sebagai perpisahan.

Beliau berangkat (wafat) pada hari sabtu pagi, jam 02.15 dini hari tanggal 27 bulan juli tahun 2019. Ada yang berbeda diwaktu beliau sudah wafat, yaitu wajah beliau terlihat sangat segar seperti umur 50an atau setengah baya, rambut sampai kukunya sangat bersih seperti habis dimandikan, Beliau wafat dalam keadaan berpuasa, dan wafatnya sangat halus, mungkin jika anda menyaksikan andapun akan iri bahwa andapun ingin wafat yang seperti itu, sangat halus prosesnya.

Pada malam itu langit sangat cerah, seperti tanggal 14 namun jauh lebih terang, juga muncul pelangi dari barat ketimur, saksinya banyak disitu. Banyak keluarga, sahabat dan santri yang pada bingung saat matahari mulai terbit, karena menyaksikan sendiri para warga yang datang berbondong-bondong untuk berta’ziyah, ada rombongan yang memakai mobil pickup, mobil pribadi, apalagi motor, sangat banyak.

Banyak para saksi yang merasakan sendiri, bahwa jenazah almarhumah sangat lemas, seperti orang hidup, seluruh raganya benar-benar sangat lemas. Itu dibuktikan dengan para warga keluarga dan santri yang berebut mengulurkan tangannya secara berurutan untuk sampai ke lokasi maqomnya, karna prosesnya tidak memakai katl (alat bantu pembawa jenazah).

Mbah Nyai Saripah mempunyai sifat yang lemah lembut, dibuktikan oleh para santri yang sedang rialat disitu, serta beliau sangat hati-hati dan juga tau dengan makanan yang semestinya harus dimakan atau dibagikan, itulah salah satu bukti kesucian mbah Nyai Saripah.

 Seperti kang asif (putra almarhum/ kaka dari kang Zaenun) sendiri yang sangat tau betul wajah-wajah orang desa kedung banteng meskipun tidak paham nama karna beda usia. Namun Kang asif dan keluarga kagum, sangat kagum, karena banyak sekali yang berta’ziyah tapi kang asif dan keluarga sendiri tidak mengenali wajahnya, apalagi namanya.

Keluarga merasa heran, karena “Ibunda (Almarhum) semasa hidupnya kan jarang bepergian?” Ujar keluarga, kenapa pas wafatnya yang datang membludak? Yakin ini semua persembahan dari Kuasanya Gusti Alloh untuk para kekasihnya. Keluarga dibuat heran lagi karna kejadian 41 hari ngaji itu, padahal tidak mengundang warga, namun warga datang berbondong-bondong untuk ikut ngaji diacara 41 hari Alamarhum, hingga mushola dan rumah itu tidak cukup tempat.

Hingga pada akhirnya ada acara 41 hari gelombang kedua, yaitu dihari selanjutnya, subahanalloh.. betapa sucinya almarhum. Mbah Wali Nyai Saripah wafat tidak meninggalkan beban kepada anak-anaknya, salah satunya dibuktikan dengan selama acara ngaji itu yang namanya suguhan, makanan dan minuman itu sampai berjejer sangat banyak, hingga ditumpuk-tumpuk.

Itu semua dari pemberian warga dan para tamu, seakan-akan seperti mbah Nyai Saripah mampu menyiapkan semuanya sendiri, dan yang tidak bisa ikut acara 41 harinya pun bisa tetap ikut dihari berikutnya.

Mbah Wali Kutub Nyai Saripah mempunyai anak salah satunya Muhammad Zaenun Alim, atau sering dipanggil Kang Zaenun. Kita angkat dulu sekilas tentang Kang Zaenun. Pada usia muda beliau pergi mondok kebeberapa pesantren bersama kakaknya yaitu Kang Asif, beliau berdua akhirnya berpisah mondoknya lantaran kemauan kang Zaenun sendiri.

kang Asif (kakanya) sudah tamat mondok dan sudah pulang kerumah. Sementara kang Zaenun belum pulang dan cukup lama tidak ada kabar hingga dikabarkan sudah meninggal oleh warga dan sampai ketelinga keluarganya. Sampai pada akhirnya pihak keluarga ikhlas dan sudah mengakui kabar meninggalnya meski dengan rasa berat hati yang sangat dalam, padahal yang sesungguhnya beliau sedang menjalani masa lelakonnya, hanya saja tidak ada yang mengetahui.

Diumur yang belum terlalu tua ini, Kang Zaenun dalam masa lelakonnya sudah malang melintang keberbagai sudut Indonesia, dan terakhir jumeneng (tinggal) di alas Purwo Banyuwangi dengan waktu yang cukup lama pula.

Kang Zaenun

Selama diperjalanan lelakonnya, beliau mondok di berbagai pondok pesantren dijawa dan sekitarnya, dan ke maqom Wali-wali Alloh diberbagai daerah dan berpindah-pindah hingga beliau hafal siapa-siapanya maqom Wali yang sepi tidak terurus, hingga maqom Wali yang selalu ramai dikunjungi para peziarah.

Beliau sering bertemu dan berkumpul dengan orang-orang alim dan shaleh, yang namanya sudah dikenal sebagai tokoh besar umat islam. Juga ikut andil  membangun batu qur’an di pandeglang – Banten yang berjumlah 4 atau 5 orang termasuk orang yang dituakan oleh kang Zaenun. Diakhiri menetap lama dipedalaman alas Purwo Banyuwangi. Sampai pada tahun kurang lebih tahun 2010/ 2011 an beliau pulang kerumah dan jumeneng sampe sekarang.

Sekilas seputar lelakon sampai keAlas Purwo, beliau sering menjumpai banyak orang-orang yang mati disana, tentu berbeda niatnya masing-masing, “sopo nandur yo ngunduh”  ujar beliau, menanam niat baik pasti dapat hasil yang baik, dan sebaliknya menanam keburukan pasti dapat hasil yang  buruk, karna alas purwo ini benar-benar sensitif dihal kejiwaan seseorang, tak heran jika alas Purwo ini salah satu alas yang sangat kental dengan dunia mistisnya.

Kembali lagi kemasa sekarang, Sesudah berangkatnya (wafat) Ibunda (Mbah Nyai Saripah), Kang Zaenun beberapa kali dimimpikan oleh Almarhumah, dimana dalam mimpinya tersebut terlihat sangat gamblang dan jelas meski dimimpi dilain waktu.

Bahwa dimimpi tersebut Kang Zaenun menggendong Almarhumah sambil membawa cangkul untuk dikebumikan, memilih tempat dibeberapa wilayah diindonesia namun almarhumah kurang menyukai sehingga berpindah lagi sampai ketanah Arab tepatnya Mekah. Disitu Almarhumah minta istirahat untuk beberapa waktu sambil istirahat Kang Zaenun karena kelelahan menggendongnya, tidak lama kemudian Kang Zaenun melihat Ibundanya (Mbah Nyai Saripah) terbang kelangit. Subahanallah..

Sebenarnya beliau sudah paham dengan mimpi itu, bahwa maqom Alm. Ibunda harus diganti tanahnya, namun karena ramainya aktifitas peziarah di maqom Mbah Nyai Saripah saat itu, kang Zaenun menunda waktu sampai aktiftas tidak terlalu ramai, namun tidak bisa dihindari karena maqom jarang sepi.

Dan pada akhirnya Kang Zaenun menunaikan amanat dari Alm Ibunda untuk mengganti tanah maqom, (alasannya apa nanti insyaAlloh dibahas di video selanjutnya). Tepat di hari selasa tanggal 17 mei 2022 waktu pukul 14.30 keluarga dan beberapa santri yang sedang ngaji rialat dipondok mulai mengambil tanah yang baru untuk menggantikan tanah maqom yang lama. Pada proses pengambilan tanah yang lama betapa kagetnya semua yang disitu, “Emang dasarnya Gusti Alloh ingin memperlihatkan kesucian Mbah Nyai Saripah” Ujar Kang Zaenun.

Betapa terheran-heran  para keluarga, santri dan sahabat, bahwa Maqom Almarhumah sangat wangi, dan wanginya itu seperti wangi wewangian berkualitas tinggi, dan anehnya para santri, sahabat dan keluarga tidak ada yang berkeringat, mereka semua menyambut gembira, padahal lokasi maqomnya itu di kamar didalam rumah Almarhumah, jelas jika itu terjadi dilain rumah pasti sangat pengap, dan bau keringat yang sangat menyengat, namun itu tidak terjadi disini, malah sebaliknya. (alasannya dikebumikan didalam rumah, nanti insyaAlloh dibahas di video selanjutnya).

Dimomen paling luar biasa inilah hampir semua meneteskan air matanya, karna terharu melihat langsung bahwa jasadnya (tulang belulang), kain kafannya, hingga papan kayunya (kayu salam tua) itu semuanya HILANG.. Subahanallah.. semuanya menangis disitu hingga cucunya yag masih kecil menangis sampai rumahnya karena kehilangan sang eyang uti tercintanya. foto dan videonya ada dan kami simpan.

Mari kita simak keseharian Wali kutub Wali agung Mbah Nyai Saripah. Beliau semasa hidupnya penuh dengan beribadah. Beliau berlatar belakang ibu rumah tangga biasa juga sebagai petani sawah dan kebun. Inilah manusia suci kekasih Alloh, karena Dari usia muda beliau tidak pernah meninggalkan ibadah sholat, dan hampir semua sholat sunnahnya dan menjalani rialat puasa sehari-harinya.

Beliau menjalankan semua rialat itu dalam kondisi apapun, dan ditempat manapun, terbukti dari kesaksian teman bertaninya dulu yang sekarang masih hidup, bahwa mbah nyai saripah jika pergi kesawah untuk bertani pasti membawa perlengkapan sholat, jika sudah mendekati jam sholat dukha beliau izin ketema-temannya untuk sholat dukha, dan sangat sportif, beliau akan mengganti waktu sholatnya diposisi kerja dengan pulang atau (berhenti kerja) paling terakhir atau menambah waktu kerja untuk menggantikan waktu yang sudah terbuang untuk sholat dukha tadi, kejadian ini hamper setiap kali kesawah, artinya istiqomah dari dulu. Subahannalloh..

Kesaksian dari teman bertani yang lain juga ada yang memberikan informasi, bahwa dulu jika kami sedang istirahat dhuhur di gubuk (saung) untuk makan siang  “Saripah iku jarang makan bareng, karna lagi puasa, ujarnya”, pas kita lagi pada makan siang bareng, beliau memilih pergi untuk berwudhu dan sholat ditempat yang ada (area sawah). Itu sering sering terjadi, yang artinya mbah saripah juga istiqomah rialat puasa dalam kondisi apapun.

Dari kesaksian anak-anaknya Mbah Wali kutub Nyai Saripah yaitu, dalam kesehariannya Ibu selalu istiqomah menjalankan rialat sholat dan puasa, ibarat hampir semua waktunya habis untuk beribadah ke Gusti ALLAH sang pencipta segalanya. Pernah tirakat dikamar selama 3 tahun, pernah 3 bulan puasa ngebleng (puasa full tidak makan tidak minum siang dan malam hari).


Beliau pernah menjadi pengembala kambing dan sapi, sampai mencari rumput untuk pakan ternaknya (ngarit), dalam kondisi mengembala pun beliau tetap sambil menjalankan ibadah puasa dan sholatnya, tidak pernah sedikitpun meninggalkannya, sungguh beliau IBU yang sangat luar biasa.

Dan masih banyak lagi cerita soal semasa hidupnya Mbah wali  kutub Nyai Saripah, yang sangat patut dan wajib untuk dicontoh.

Semoga kita semua diberikan Keselamatan dunia dan akhirat, dan hidup yang berkah dan barokah. amin amin YA Robbal Alamin..

InsyaAlloh video selanjutnya ada diChanel kami yang lain dan langsung dari saksi mata atau santri, keluarga, sahabat Kang Zaenun dan Alm. Mbah Nyai Saripah.

 

Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

Contact

Hubungi Kami


Alamat

Ds. Kedung banteng, kec. Paguyangan Kab. Brebes Prov. Jawa Tengah - INDONESIA

Telephone

+62 852-2774-0183

Instagram

@ngajirasa.waliqutub